Fungsi dan Kegunaan Obat Policresulen
Berikut ini merupakan Fungsi dan Kegunaan Obat Policresulen :
Policresulen adalah salah satu jenis obat antiseptik dan disinfektan kulit. Obat ini merupakan proses kondensasi dari metacresolsulfonic acid dan methanal.
Policresulen biasanya digunakan untuk menghentikan perdarahan lokal (hemostatik lokal). Selain itu, policresulen juga berfungsi untuk:
- Pembersihan dan regenerasi jaringan pada luka biasa, luka bakar, proses peradangan kronik, luka dekubitus (akibat tekanan tubuh karena penderita dalam posisi yang sama dalam jangka waktu panjang), luka borok pada tungkai bawah, kondiloma akuminata (kutil kelamin), sariawan (stomatitis aftosa).
- Infeksi vagina akibat bakteri dan jamur.
- Trikomoniasis (penyakit menular seksual).
Policresulen juga digunakan sebagai salah satu zat penyusun obat preparat anorektal yang berfungsi:
- Menghentikan perdarahan eksternal dan internal yang disertai gejala peradangan pada penyakit hemoroid (ambeien).
- Fisura ani (kondisi di mana kulit pecah-pecah di sekitar lubang anus)
Tentang Policresulen
Jenis obat | Antiseptik dan desinfektan kulit, preparat anorektal |
Golongan | Obat resep |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh | Dewasa & anak-anak |
Bentuk | Cair, tablet vagina, obat oles, obat dubur |
Peringatan Policresulen
- Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan policresulen.
- Beberapa bentuk obat ini ada yang hanya digunakan khusus sebagai obat luar, jadi baca aturan pakai dengan baik sebelum mengonsumsi atau menggunakannya.
- Jika mengenai mata, cucilah mata dengan air sebanyak-banyaknya hingga tidak ada lagi cairan policresulen yang tertinggal.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Policresulen
Policresulen merupakan obat antiseptik dan desinfektan kulit serta digunakan sebagai salah satu zat penyusun obat anorektal. Dosis, frekuensi, dan durasi penggunaannya bergantung pada pemeriksaan dokter terhadap kondisi penyakit dan fisik penderita.
Policresulen dalam bentuk obat oles untuk vagina, biasanya dioleskan pada bagian dalam vagina setiap dua hari sekali. Berkonsultasilah dengan dokter guna menentukan frekuensi dan durasi pemakaian policresulen untuk anak-anak.
Menggunakan Policresulen Dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam menggunakan policresulen. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis, frekuensi dan durasi pemakaiannya tanpa izin dokter.
Untuk penderita perdarahan lokal, teteskan policresulen langsung ke bagian tubuh yang mengalami perdarahan. Untuk mengobati fisura ani, bubuhkan obat oles atau masukkan preparat anorektal yang mengandung policresulen dua sampai tiga kali sehari.
Pada kasus luka bakar, campurkan larutan policresulen bersama air steril dengan perbandingan 1:3 sampai dengan 1:8, kemudian basuhkan ke bagian tubuh yang terkena luka bakar.Untuk mengobati luka bakar luas, teteskan larutan policresulen atau lapisi dengan obat oles policresulen pada bagian tubuh yang terkena luka bakar.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Policresulen
Reaksi orang terhadap sebuah produk berbeda-beda. Efek samping yang umumnya terjadi saat menggunakan policresulen adalah sensasi tidak enak dan tidak nyaman pada bagian tubuh yang diobati di masa awal pengobatan. Sensasi tersebut akan hilang ketika pengobatan dihentikan.
Selain sensasi tidak enak dan tidak nyaman, efek samping policresulen sediaan vagina yang mungkin timbul adalah:
- Kesemutan pada vagina.
- Vagina kering.
- Kandidiasis (infeksi jamur vagina).
- Gatal.
- Terkelupasnya membran mukosa pada vagina.
Efek samping policresulen sediaan vagina yang lebih serius adalah:
- Pembengkakan atau edema.
- Kesulitan bernapas.
- Gatal-gatal.
- Syok anafilaksis (bentuk alergi yang sudah menyebar ke seluruh tubuh dan mengancam jiwa).
Salin URL halaman ini :
Bagikan ke temanmu :Telusuri Fungsi dan Kegunaan Obat lainnya biar tambah wawasan :- 1. Propranolol
- 2. Kortikosteroid
- 3. Oksitosin
- 4. Dexketoprofen
- 5. Metoprolol
- 6. Betametason
- 7. Amilase
- 8. Terbutaline
- 9. Fluconazole
- 10. Calcitriol
- 1. Propranolol
- 2. Kortikosteroid
- 3. Oksitosin
- 4. Dexketoprofen
- 5. Metoprolol
- 6. Betametason
- 7. Amilase
- 8. Terbutaline
- 9. Fluconazole
- 10. Calcitriol