Fungsi dan Kegunaan Obat Loperamide
Berikut ini merupakan Fungsi dan Kegunaan Obat Loperamide :
Loperamide adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare akut. Jenis diare ini menyerang secara tiba-tiba dan biasanya berhenti dalam waktu beberapa hari. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi akibat bakteri, virus atau jenis kuman lainnya.
Obat antidiare ini berfungsi memperlambat aktivitas usus besar sehingga makanan akan tertahan lebih lama di dalam usus. Dengan begitu, usus akan menyerap lebih banyak air dan tinja akan menjadi lebih padat. Tetapi harap diingat bahwa obat ini hanya dapat meredakan gejala diare dan tidak mengobati penyebabnya.
Sebagian besar penderita diare akut bisa sembuh dengan banyak minum untuk mencegah dehidrasi dan tanpa penanganan khusus. Tetapi kita juga dapat menggunakan obat antidiare untuk mengurangi frekuensi buang air besar yang dialami. Obat ini umumnya hanya dikonsumsi selama 24 jam.
Diare akibat sindrom iritasi usus juga dapat diobati dengan loperamide. Demikian pula dengan pasien yang membutuhkan bantuan untuk menormalisasi aktivitas usus besar setelah menjalani operasi usus.
Tentang Loperamide
Jenis obat | Antidiare |
Golongan | Obat resep |
Manfaat | Mengatasi diare akut |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas |
Bentuk | Tablet dan kapsul |
Loperamide tersedia dalam berbagai merek dan harus digunakan dengan resep dokter.
Peringatan
- Wanita yang sedang hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi loperamide.
- Ibu menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan loperamide.
- Sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari 24 jam untuk mengobati diare akut dan dua minggu untuk diare akibat sindrom iritasi usus.
- Jangan lupa untuk banyak minum air selama mengalami diare guna mencegah dehidrasi.
- Jika mengonsumsi loperamide, sebaiknya tidak mengemudikan atau mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan pusing pada sebagian orang.
- Harap berhati-hati bagi yang menderita gangguan hati, kolitis ulseratif atau kondisi pencernaan kronis lainnya.
- Hentikan penggunaan jika diare sudah berhenti.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Loperamide
Loperamide dapat digunakan untuk mengatasi diare akut pada pasien berusia 12 tahun hingga dewasa. Tetapi untuk mengatasi diare akibat sindrom iritasi usus, obat ini hanya boleh digunakan oleh pasien dewasa.
Dosis loperamide tergantung kepada jenis diare serta tingkat keparahannya. Takaran umum penggunaannya adalah 4 mg pada konsumsi pertama dan 2 mg tiap selesai buang air besar. Dosis maksimal penggunaannya adalah 12 mg per 24 jam.
Loperamide tidak boleh dikonsumsi lebih dari 24 jam saat mengatasi diare akut. Sementara untuk diare akibat sindrom iritasi usus, penggunaan obat ini sebaiknya tidak lebih dari dua minggu.
Mengonsumsi Loperamide dengan Benar
Gunakanlah loperamide sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan.
Loperamide tidak bisa menggantikan carian yang terbuang akibat diare. Karena itu, penting bagi pasien untuk tetap banyak minum cairan guna mencegah dehidrasi selama diare. Selain air putih, jus, atau sup, pasien juga disarankan meminum oralit. Hindari minuman bersoda. Konsumsilah makanan sederhana dalam porsi kecil jika memungkinkan, misalnya bubur, nasi putih, atau roti. Jika diare tidak kunjung membaik selama 48 jam, hubungi dokter.
Bagi pasien yang lupa menggunakan loperamide, disarankan segera menggunakannya begitu teringat. Jangan menggandakan dosis loperamide pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Loperamide
Tiap obat pasti memiliki efek samping, begitu juga dengan loperamide. Efek samping yang umumnya dialami pasien selama menggunakan obat ini meliputi:
- Pusing dan sakit kepala.
- Konstipasi.
- Mual.
- Perut kembung.
- Sakit perut.
Segera hentikan konsumsi obat dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping di atas dengan tingkat keparahan yang tinggi.
Salin URL halaman ini :
Bagikan ke temanmu :Telusuri Fungsi dan Kegunaan Obat lainnya biar tambah wawasan :- 1. Isoniazid
- 2. Betahistine
- 3. Cefoperazone
- 4. Ciprofloxacin
- 5. Ethambutol
- 6. Ondansetron
- 7. Nystatin
- 8. Cephalexin
- 9. Fibrinogen
- 10. Perindopril
- 1. Isoniazid
- 2. Betahistine
- 3. Cefoperazone
- 4. Ciprofloxacin
- 5. Ethambutol
- 6. Ondansetron
- 7. Nystatin
- 8. Cephalexin
- 9. Fibrinogen
- 10. Perindopril