Fungsi dan Kegunaan Obat Strontium
Berikut ini merupakan Fungsi dan Kegunaan Obat Strontium :
Strontium adalah zat yang dijadikan komposisi pada obat untuk menangani penyakit tulang, seperti penyakit osteoporosis, yaitu kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Kondisi ini menyebabkan tulang menjadi tipis dan rapuh, terutama terjadi pada wanita yang mengalami menopause.
Strontium bekerja dengan cara mengurangi kerusakan tulang dan merangsang pembentukan tulang baru yang lebih kuat dan tidak mudah patah.
Tentang Strontium
Jenis obat | Obat untuk metabolisme tulang |
Golongan | Obat resep |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Bentuk | Bubuk |
Peringatan:
- Bagi wanita yang merencanakan kehamilan, wanita hamil, wanita menyusui, hanya diperbolehkan mengonsumsi obat ini melalui resep dokter.
- Penderita gangguan ginjal berat.
- Penderita tromboemboli vena (penggumpalan darah).
- Penderita fenilketonuria (salah satu kelainan metabolisme).
- Penderita gangguan pada jantung, termasuk penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan perokok.
- Penderita sindrom Stevens-Johnsons.
- Penderita yang sedang menjalani pengobatan lain pada waktu yang sama, termasuk terapi suplemen, pengobatan herba, atau pengobatan pelengkap lainnya.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi atau overdosis saat mengonsumsi strontium.
Dosis Strontium
Komposisi strontium dengan ranelic acid diberikan dalam dosis awal sebanyak dua gram dan dikonsumsi sekali sehari. Dosis yang berbeda dapat diberikan sesuai dengan kondisi penyakit, respons tubuh, usia, dan kondisi fisik pasien.
Mengonsumsi Strontium dengan Benar
Strontium dapat diberikan saat perut dalam keadaan kosong atau di antara jam makan. Selain itu disarankan untuk diberikan sebelum waktu tidur. Konsumsi strontium hanya dengan campuran air putih, lalu segera di minum. Disarankan untuk menunggu dua jam sebelum mengonsumsi strontium jika pasien baru saja minum susu dan produk susu lainnya, atau mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium.
Larutan strontium sebaiknya tidak didiamkan lebih dari 24 jam jika Anda terlewat meminumnya. Pastikan untuk mengaduk kembali larutan tersebut sebelum meminumnya. Usahakan untuk mengonsumsi strontium pada waktu yang sama tiap hari sehingga mudah bagi Anda untuk mengingat waktu minum obat. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi strontium, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat. Jangan menggandakan dosis strontium pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Perhatikan keterangan yang tertera pada kemasan obat untuk memastikan dan mengetahui lebih banyak mengenai obat yang Anda konsumsi, terutama informasi mengenai efek samping. Ikuti petunjuk dokter saat mengonsumsi strontium karena dosis dapat terus berubah dengan penyesuaian terhadap kondisi pasien.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Strontium
Sama seperti obat-obat lain, strontium berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat ini adalah:
- Mual
- Sakit kepala
- Diare
- Kejang
- Kehilangan daya ingat
- Dermatitis
- Eksim
- Angioedema
- Gatal
- Ruam kulit
- Nyeri atau kram otot
- Sakit perut
- Gangguan pencernaan
- Vertigo
Segera ke rumah sakit apabila muncul gejala yang mengarahkan ke serangan jantung, antara lain nyeri dada hebat yang dapat menjalar ke lengan kiri, dagu, atau bahu. Nyeri, kemerahan, dan bengkak pada kaki ataupun nyeri dada tiba-tiba dapat mengarahkan adanya penggumpalan darah (blood clot). Hal tersebut juga termasuk efek samping yang memerlukan penanganan segera. Segera temui dokter jika gejala yang dirasakan menjadi sangat mengganggu atau muncul reaksi berlebihan, seperti iritasi pada area mulut, kondisi tubuh menurun, dan terjadi penurunan jumlah sel darah pada tulang sumsum.
Salin URL halaman ini :
Bagikan ke temanmu :Telusuri Fungsi dan Kegunaan Obat lainnya biar tambah wawasan :- 1. Antihistamin
- 2. Clindamycin
- 3. Digoxin
- 4. Zinc Sulphate
- 5. Hydrocortisone
- 6. Morfin
- 7. Glibenclamide
- 8. Piracetam
- 9. Domperidone
- 10. Interferon
- 1. Antihistamin
- 2. Clindamycin
- 3. Digoxin
- 4. Zinc Sulphate
- 5. Hydrocortisone
- 6. Morfin
- 7. Glibenclamide
- 8. Piracetam
- 9. Domperidone
- 10. Interferon